Rumah Betang Ensaid Panjang, Tradisi di Ujung Zaman


Desa Ensaid Panjang adalah salah satu desa di Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Propinsi Kalimantan Barat. Desa Ensaid Panjang adalah salah satu objek wisata unuggulan dari Kabupaten Sintang. Objek wisata utama dari desa ini adalah keberadaan rumah betang atau rumah panjang yang hingga saat ini masih dipertahankan oleh masyarakatnya. Rumah Betang tersebut memiliki panjang sekitar 130 meter dan lebar 16 meter. Dibangun pertama kali pada tahun 1986, saat ini rumah Betang Ensaid Panjang dihuni 136 jiwa dari 33 kepala keluarga dengan 29 bilik.

Rumah Betang Ensaid Panjang didirikan di atas tiang pondasi dari kayu Belian (Eusideroxylon zwagerii) dan beratapkan sirap yang dibuat dari kayu-kayu batang pohon di hutan rawa sekitar desa tersebut. Hutan rawa tersebut memang dijaga oleh masyarakat sebagai cadangan bahan bangunan rumah betang. Pada bagian depan rumah terdapat pagar yang menyatu dengan rumah betang. Pagar yang biasa disebut dengan pagar air itu tersusun dari kayu-kayu bulat kecil. Pada bagian tengah rumah betang terdapat  ruai, yakni ruangan yang cukup lebar dan memanjang, tempat warga beraktivitas dan berkumpul mengadakan berbagai pertemuan. Pada masa lalu, lantai ruai berupa kayu bulat kecil dari pohon jengger, saat ini kayu-kayu kecil tersebut telah digantikan dengan papan. Dalam ruai terdapat tempat duduk yang panjangnya sekitar 2 - 4 meter menempel pada  pagar air yang disebut empanggung.

Bagian utama rumah betang tempat masing-masing keluarga tinggal disebut bilik. Masing-masing keluarga memiliki bilik seluas lebih kurang 6x7. Dahulu rumah betang sengaja dibuat tinggi sekitar 5-7 meter untuk menangkal tombak musuh. Supaya mudah dalam penjagaan, tangga rumah hanya dibikin dua yang letaknya berada di samping kanan dan kiri rumah. Setelah perang antarsuku usai, rumah betang dibangun lebih rendah, sekitar 1,5 meter dari atas tanah. Tangga rumah pun umumnya sudah lebih dari dua. Tidak hanya di samping kiri dan kanan, tapi juga di depan.

Lokasi rumah betang sering berpindah-pindah dari satu tembawang (kebun warga yang biasanya terdapat pohon buah, tengkawang, dan lainnya) ke tembawang lain. Lokasi rumah betang bisa pindah karena ketika rumah yang mereka tempati terjadi kebakaran atau ada tanda-tanda buruk seperti bunyi burung, mimpi buruk, banyak warga yang terserang penyakit, atau meninggal dunia.

Keberadaan rumah betang Ensaid Panjang sangat tergantung dengan lanskap hutan desa Ensaid Panjang karena bahan pembangunan rumah betang didapatkan dari hutan-hutan tersebut.  Air yang mengalir ke dalam bak-bak penampungan di belakang bilik-bilik rumah betang berasal dari bukit Rentap, dan juga berbagai bahan pewarna tenun ikat yang menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat.

Post a Comment for "Rumah Betang Ensaid Panjang, Tradisi di Ujung Zaman"