Masalah di Pantai Pangandaran

Berbagai Kegiatan di Pantai Barat Pangandaran
Banyak cerita yang saya bawa sepulang dari field trip ke Pantai Pangandaran minggu lalu, tentang objek wisata, taman wisata alam dengan satwanya, aktifitas rekreasi, dan masalah yang ada di kawasan wisata ini. Catatan kali ini adalah tentang beberapa hal yang menjadi masalah di Pantai Pangandaran. Langsung ke inti pembahasan, masalah tersebut yaitu:

Tidak ada pembuatan zona atau pembagian area,
Zonasi kawasan mungkin merupakan isu yang paling penting di pantai Pangandaran. Masalah yang diakibatkan tidak adanya zonasi dapat kita lihat terutama di kawasan pantai barat. Hamparan pasir yang cukup lebar menjadi lokasi untuk berbagai macam kegiatan yang saling tumpang tindih. Nelayan yang menangkap ikan dengan pukat; pengunjung yang mandi di air laut, bermain bola, berfoto-foto, duduk-duduk di pasir, menonton aktifitas nelayan; pedagang yang menjual makanan, souvenir; penjual jasa yang menyewakan kuda, motor pasir; pemilik perahu yang menyeberangkan pengunjung ke pasir putih, semuanya dilakuka dalam satu kawasan tanpa pembatasan area operasi. Sebenarnya tumpang-tindih ini bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan semua pihak, karena itu sebaiknya dibuat pembagian kawasan untuk masing-masing pihak yang memanfaatkan kawasan pantai.

View laut yang terhalang kios,
Masalah yang satu ini mungkin tidak hanya terjadi di Pantai Pangandaran, tetapi hampir disemua tempat di Indonesia. Pemandangan indah yang sebenarnya adalah milik umum dihalangi oleh bangunan-bangunan tidak resmi yang secara visual juga tidak menarik. Bangunan-bangunan kios diatas pasir di tepi jalan menghalangi pemandangan kita dari jalan yang membujur di sepanjang pantai, yang tersisa hanya pemandangan kios dengan barang dagangannya dan sedikit celah yang mengizinkan mata kita memandang ke laut dari jalan. Kios-kios ini tidak hanya terdapat di pantai barat, kondisi pantai timur juga tidak lebih baik dari pantai barat.

Drainase yang buruk,
Sistem drainase yang buruk akan terlihat jelas pada saat hujan lebat hingga beberapa jam setelah hujan reda. Pembangunan kawasan pemukiman yang pada saat ini banyak di ubah menjadi penginapan-penginapan tampak tidak memperhatikan saluran air permukaan yang sehingga pada beberapa lokasi air menggenang dan membuat pejalan kaki tidak merasa nyaman. Pada saat hujan lebat kita dapat melihat air mengalir deras diatas permukaan jalan-jalan disekitar pemukiman, padahal jaraknya hanya 150 meter dari garis pantai.

Kawasan pasir putih,
Kawasan pasir putih di kawasan Pananjungan mungkin merupakan pantai yang paling menarik di kawasan wisata yang paling menarik di Pangandaran. Berbeda dengan pasir di teluk yang coklat tua, pasir di kawasan pasir putih sesuai namanya berwarna putih. Ada dua kawasan pasir putih di Pangandaran, yaitu pasir putih timur dan barat. Pasir putih timur termasuk kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran, sedangkan pasir putih barat termasuk kedalam Cagar Alam Pananjungan (berdasarkan peta). Namun pasir putih bagian barat ini ramai dikunjungi oleh wisatawan. Untuk yang satu ini mungkin ada kesalahan interpretasi peta kawasan, kalau ada yang lebih tahu silahkan komentar.

Semoga masalah-masalah ini dapat segera di atasi oleh pengelola sehingga pengunjung dapat menikmati Pangandaran dengan lebih puas dan nyaman. Semoga bermanfaat.


8 comments for "Masalah di Pantai Pangandaran"

  1. Pemda nya seharusnya mengatur lebih profesional, coba di serahkan ke swasta, pasti jauh lebih teratur, nyaman dan indah, meskipun harus bayar tapi puas.

    ReplyDelete
  2. harusnya pemda setempat bisa menempatkan pedagang atau PKL yang ada di area bibir pantai.

    ReplyDelete
  3. Harus ada perhatian dari pemda setempat buat tempatin lapak PKL secara nyaman buat pengunjung.

    ReplyDelete
  4. Semoga jadi perhatian bagi kita semua, untuk memajukan wisata

    ReplyDelete